Monday, 22 April 2013

LOMBA FF [@GrangerSNE]

TIME MACHINE


Cast : Naeun, L, Yoona
Genre : Romance, Angst


****


Langit cerah, udara hangat mengiringinya. Ia tersenyum melihat aksi para pemain QD yg berlalu lalang di angkasa. Ini pertama kalinya ia melihat permainan ini dan ia sangat takjub, maklum saja dia anak baru dari asrama Gryffindor.

Memandang lelaki itu tak akan ada habisnya. Tak pernah cukup kata untuk menjabarkannya. Tiap mata memandang, otak mengingat, dan hati memuja. Itu saja tak cukup. Apapun yg berkaitan dengan lelaki itu selalu lebih dari itu(?) Rasanya Naeun tengah merasakan 'love at first sight' dengan lelaki itu.
***

Dari sebuah jendela, Naeun mengintip seisi ruangan musik, Naeun berdiri terpaku mendengar suara lengkingan panjang yg menyayat hati terdengar sedemikian indah dan menyentuh. Seolah lelaki yg saat ini sedang menyanyikannya tengah terbebani perasaan sedih yg mendayu. Naeun pun larut dalam perasaan hingga hatinya ikut bersedih terbawa suasana hati sang penyanyi. Dentingan piano mengakhiri penampilan lelaki itu dengan dramatis. Tepukan tangan langsung membahana dari seisi ruangan, termasuk madam yg saat itu mengampu mereka.

Sepertinya L melihat Naeun di luar, lalu ia ijin ke madam untuk keluar sebentar. Myungsoo pun segera menemui Naeun.
"Sepertinya aku belum pernah melihatmu," katanya memulai perbincangan.
"Aku anak baru disini. Suara dan permainan piano mu sangat bagus," puji Naeun.
"Terima kasih, tapi aku harus berlatih lebih keras lagi. Oh ya, perkenalkan namaku Myungsoo, kau bisa memanggilku L, siapa namamu?"
"Panggil saja aku Naeun. Senang akhirnya bisa mengenalmu," Naeun membalas jabatan tangan L sembari tersenyum.
"Kau cantik."
"Maaf, apa katamu?" senyum Naeun sekejap menghilang berganti tatapan penuh tanya pada lelaki yg baru saja dikenalnya.
"Kubilang kau cantik. Aku belum pernah melihat senyum seindah itu sejak....." ucapan L terhenti. Perkataannya barusan langsung membawanya flashback ke kehidupan yg ingin ia lupakan.

-flashback-
"Yoona!" panggilnya. Gadis itu mendongak sambil tersenyum.
"Myungsoo!" teriaknya. Yoona mendekat sembari tersenyum. Senyum indah yg pernah L lihat. Senyum terindah yg hanya dimiliki Yoona..... sampai hari ini....
"Sejak kapan?" pertanyaan Naeun menarik L kembali ke dunia nyata, meninggalkan penggalan masa lalu dalam benaknya. Ia gelagapan namun masih dapat menguasai ekspresinya dengan baik.
"Seperti ibuku," mereka tertawa.
"Kuanggap itu pujian."
***

Di tempatnya yg biasa dimana ia sering menyaksikan penampilan L, Naeun bertepuk tangan. Tanpa sadar air matanya menetes. Ia ingat lagu itu, jadi ia tersenyum. Mengulang kejadian yg sama L meminta ijin keluar untuk menemui Naeun.

"Kulihat kau terbawa suasana laguku. Apa juga menangis?" tanyanya sambil mengerling nakal.
"Sedikit. Kenapa lagumu selalu sedih? Kupikir kau akan menceritakannya padaku," Naeun bertanya dengan penuh keingintahuan *Naeun kepo deh*
"Yah. I still love her. She's my only one Naeun," ia menatap Naeun dengan ekspresi tak terbaca.

Naeun memandang lekat wajah L. Ada sesuatu yg ingin dicarinya disana, mungkin seberkas harapan atau mungkin sedikit kebohongan. Yang jelas hatinya seperti tercabik benda tajam saat L mengatakan kalau dia masih sangat mencintai seseorang yg entah bagaimana kabar perempuan itu.

Mata gadis ini berkaca-kaca. Bukan karena perasaannya yg sakit.... Tapi ada sesuatu yg lebih mengiris hatinya, karena ia tau L tidak akan menyediakan celah baginya utk memasuki hati lelaki tsb.

"Naeun?" pertanyaan L membuyarkan lamunan Naeun.
"Yaaa, kurasa aku sudah terlalu jauh untuk... Sudah saatnya bagimu utk kembali ke kelas," kata Naeun lalu beranjak pergi.
"Hei! Apa yg sedang kau bicarakan Naeun??" Teriakan L tak digubris Naeun. L semakin tidak mengerti. Naeun ingin sekali tertawa, sepertinya L sedang bercanda. Ia pun menepuk dadanya yg terasa sesak. Hatinya terluka, pikirnya apa mungkin L tak peka terhadap perasaanya? Bagaimana seorang L mengabaikan perasaanya kala itu.
***

Musim panas pun tiba. Para siswa Hogwarts School pun dibebaskan dari wajib belajar. Naeun pun menyiapkan barang-barang, ia akan mengunjungi makam kakaknya.
Hari ini tepat seribu hari kematian Yoona. Naeun menaruh buket bunga baby's breath kesukaan kakaknya yg dirangkai indah diatas pusaranya, lalu berdoa sejenak sebelum memulai ceritanya seperti biasa.

"Kak, dia baik-baik saja. Suara dan permainan pianonya membaik dari hari ke hari.
"Ehmm..........." Naeun terdiam sejenak menimbang-nimbang apa yg harus ia ceritakan pada Yoona utk menyamarkan perasaannya.

Gemerisik rerumputan yg terinjak langkah seseorang mendekat. Naeun membuka matanya yg tadi sempat terpejam.

"Apa yg kau lakukan disini?" tanya suara lelaki. Naeun terperanjak dari duduknya.
"Siapa kau sebenarnya?" Naeun tergagap memperhatikan tubuh L menjulang di depannya. Ia bergegas berdiri.
"Katakan padaku, bagaimana kau mengenal Yoona dan siapa kamu sebenarnya Naeun?" tanya L. Nadanya meninggi.
"Aku adik Yoona," jawab Naeun pelan.

Sekarang giliran L yg terdiam tak bis berkata apa-apa, ia tercengang. Pantas saja ia begitu menyukai Naeun, karena sebenarnya pada gadis itu ada beberapa kemiripan yg Yoona miliki. Senyumnya, sikapnya, gaya bicaranya, bahkan sifat mereka juga hampir sama. Mungkin Naeun sekit lebih keras kepala, punya rasa ingin tau yg tinggi, dan tangguh ketimbang Yoona yg lemah lembut. Tapi tetap saja mereka mirip. L menaruh buket bunga yg sama seperti yg Naeun bawa di atas pusara Yoona dan segera pergi dari sana dengan perasaan campur aduk yg tak bisa ia artikan.
***

Sudah lewat dua minggu L tak memberi kabar padanya. Datang ke kelas musiknya pun percuma. Lelaki itu tak pernah ada disana. Naeun mulai jengah dengan keadaan ini. Ia ingin berterus terang pada L tentang perasaannya. Atau kalau memang tak boleh mengatakan isi hatinya, ia ingin sekedar mengobrol saja seperti biasa.

"Ada apa kau mencariku?" tanya seseorang tiba-tiba.
"Aa ku ha hanya...." perkataannya terputus lanjutan kata L.
"Aku sangat sibuk ada perlombaan besok. Jadi aku harus bekerja keras," lanjut L yg seolah-olah tak peduli apa-apa pada Naeun, gadis yg sebenarnya ia sayang.
"Aku hanya ingin minta maaf, aku tak berniat utk membohongimu."
"Tapi kau tak pernah bilang kalau kau adik Yoona."
"Aku ingin mengatakannya tapi aku takut..."
"Takut apa?"
"Aku takut kehilanganmu..."

Meskipun rasanya seperti tersengat arus listrik yg menjalar di tiap urat nadinya, L tetap tak bergeming. L termenung. Sejujurnya ia tak punya jawaban untuk menolaknya. Ia senang berada di dekat Naeun, tapi bagaimana bisa ia menerima perasaan dari adik mantan kekasihnya? *backsound mantan kekasihku*

Mungkin sudah terlambat utk menyesali semua hal yg ia lewati dengan sengaja. Ia membohongi dirinya dan perasaannya. Melihat Naeun menjauh, sebenarnya ia ingin menarik gadis itu ke pelukannya sebelum ia benar-benar menghilang. Tapi L hanya terdiam, seketika tubuhnya menjadi berat dan kaku. Sementara tubuh Naeun yg nampak lesu beranjak menjauh.

Sekarang, setelah lama termenung, akhirnya L mengejar Naeun. Ia terus berlari tanpa memperhitungkan jarak yg ditempuhnya. Tak ada yg bisa membuatnya lebih khawatir dan menyesal daripada Naeun yg meninggalkannya.

-5 Years Later-

Setitik cairan sebening kristal jatuh di ujung matanya tatkala L menyelesaikan permainan pianonya yg apik diantara ribuan penonton yg memenuhi gedung pertunjukan.

Kini, L adalah seorang selebriti. Hidupnya ia dedikasikan untuk telinga penggemarnya. Sekarang lelaki ini sudah -c- memenuhi permintaan Naeun yg menginginkannya menjadi orang terkenal.
***

Di luar arena pertunjukan L diberitahu oleh adiknya, Taemin, kalau ada seseorang yg ingin menemuinya.

"Kak, tadi ada temen gue telfon dia mau ketemu sama lo, katanya dia fans berat lo."
"Ohya? Siapa?"
"Cepet ikutin gue"

Mereka berdua lalu berjalan keluar dan berbelok ke sebuah ruang tunggu di dalam gedung yg sama.

"Kenalkan, ini teman yg kuceritakan tadi. Dia seorang penulis terkenal. Dia baru saja menyelesaikan studinya di Bordeaux School di Prancis. Dan ini di sebelahnya Baekhyun, he is her boyfriend," jelas Taemin.
"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Myungsoo."
"Na Naeun??" tersirat ekspresi L tak percaya.

L termangu, seketika ia mengingat kesalahannya di masa lalu. Ia telah melewatkan 'mutiara' yg berharga di hidupnya. Ia menyalahkan takdir. I need a time machine..!! Seuntai kalimat yg kini tersemat dibenaknya. Kini Naeun telah menemukan malaikat penjaganya yg ia sadari ia tak mampu melakukannya. Ia merasa lebih lega dari sebelumnya. Perlahan tapi pasti ia mulai mengubur kenangan masa lalunya dan membuka lembaran baru yg ingin ia penuhi dengan bait-bait lagu yg indah.

-THE END-

No comments:

Post a Comment